Kesalahan orang tua mendidik anak, sering di lakukan dalam kehidupan sehari hari.
Baik berupa ucapan maupun berupa perbuatan yang di sadari atau tidak akan menimbulkan luka dalam pendidikan parenting di masa datang.
Yang perlu di sadari oleh setiap orang tua hari ini ialah, proses pendidikan mereka adalah pendidikan berdasarkan masa lalu.
Yang tidak 100 persen bisa di terapkan oleh anak anak pada masa sekarang atau perbedaan generasi.
Dahulu anak-anak di didik dengan sistem keras, hukuman yang membuat mereka takut.
Hari ini pola itu harus di ubah , Ali Bin Abi Thalib berpesan “ Didiklah anak anakmu sesuai dengan zamannya”
Dari sini, kita bisa ambil kelompok generasi yang berbeda di setiap zamannya
Mulai dari Generasi Baby Bomers, Generasi Milenial, Generasi Z dan Gen alpha.
Orang tua hari ini, bisa saja di posisi generasi milenial yang di didik dengan pola generasi Baby Bomers, dengan karakter tegas dan hukuman.
Inilah yang di maksud oleh Ali Bin Abi Thalib, tentang metode pendidikan yang melihat sesui perkembangan zaman.
1. Dampak Salah mendidik anak, menciptakan trauma
Dampak salah mendidik anak yang pertama adalah menciptakan trauma pada anak yang bisa berulang ulang.
Memori anak adalah ingatan sepanjang zaman, ia akan mengingat setiap detail kasih sayang yang kita berikan.
Trauma pada anak bisa muncul karena kitalah yang memaksan ego dan emosi.
Ayah dan Ibu seperti orang dewasa yang belum selesai dengan egonya, di masa kecilnya ia tidak memiliki ekspresi untuk mengungkapkan keinginannya.
Dan menjadi sasaran pendidikan orang tua di era zaman dulu , yang pola asuhnya di paksakan untuk di terapkan pada anak anak zaman sekarang.
Akibatnya dari generasi ke generasi membentuk trauma dalam metode parenting yang toxic.
Dari sini orang tua harus, belajar memaafkan pola asuh masa lalu, mulai membuka lembaran baru tanpa luka.
Tidak mengulang kesalahan masa lalu, dan bertekad belajar dalam mendidik anak anaknya.
Jauhi perasaan merasa gagal mendidik anak
2. Kesalahan Orang Tua Mendidik , Perkembangan anak tidak maksimal
Yang Kedua, adalah Perkembangan anak tidak maksimal.
Anak buka hanya butuh baju baru, sekolah yang bagus dan rumah yang bagus, itu memang hal penting.
Namun anak juga membutuhkan orang orang yang mendengarkan dengan baik dan mengajari mereka bersikap dengan benar.
Orang tua terlalu sibuk hingga mengabaikan kebutuhan anak untuk di perhatikan, kebutuhan untuk di berikan Solusi atas problem mereka.
Anak layaknya manusia dewasa yang pada umumnya memiliki visi tersendiri.
Kebutuhan fisik ,psikoligis dan Rohani semua itu adalah hak anak, sama dengan kita yang telah dewasa.
Paul D Meier mengatakan
“Seorang anak akan berkembang menjadi orang dewasa yang matang dan Bahagia, baik secara emosi dan Rohani jika dalam keluarga yang sehat secara mental”

baca juga mencetak generasi qurani
3. Kesalahan Orang Tua Mendidik Anak-Anak, Tidak Mau Patuh
Yang ketiga anak tumbuh menjadi tidak patuh,
Tidak patuh bukan sepatutnya di katakana anak durhaka, coba kita melihat kebelakang.
Bagaimana kita mendidiknya di waktu kecil ?
Sering kali orang tua menyamakan antara Pendidikan dan memarahinya, di anggapnya jika memarahinya adalah proses pendidikan paling tepat.
Padalah memarahi dengan emosi yang berapi-api adalah metode yang sangat buruk,
Dan akan menciptkan anak anak yang tidak akan mau patuh di kemudian hari.
Memarahi adalah luapan emosi dan bukanlah proses Pendidikan, melainkan tumpukan kekesalahan yang di lampiaskan kepada mereka.
Anak anak adalah Makhluk yang belum baligh belum tau tentang dunia, tidak paham apa itu mumayiz. (Benar dan Salah)
Dan yang terpenting, kita tidak melihat anak adalah Amanah dari Allah yang perlu di jaga dan dirawat.
Kelak mereka akan menjadi orang tua juga, didiklah mareka menjadi insan yang mulia tanpa luka di dalam hatinya.
4. Anak Memiliki Kebiasaan Buruk
Yang ke empat adalah anak menjadi memiliki kebiasaan buruk, marah secara berlebihan atau ber api api.
Tantrum, memukul, merusak benda di sekitarnya dan yang paling mengesalkan adalah orang tua mengatakan.
“Ya namanya anak anak, salah ya wajarlah”, begitu ujarnya.
Wajarlah jika ia mengulang kesalahan yang sama, karna orang tua membiarkan kesalahan itu terjadi.
Tapi apakah itu perbuatan yang benar?
Tentu saja tidak, ini adalah perbuatan yang di benarkan oleh orang tuanya saja, dan menjadi kebiasaan yang di biarkan atau lama kelamaan timbul sikap acuh
Ajarkan mereka mengetahui kesalahannya, sebelum mengatakan kata “maaf”.
Biarkan mereka menganalisa sendiri, barulah mereka mengucapkan maaf beserta dengan konsekuensinya saat mereka berbuat demikian.
Di tahap selanjutnya akan di jelaskan lebih lanjut tentang 10 kesalahan orang tua dalam mendidik anak samapi pada trauma pada anak, merasa gagal dalam mendidik anak >> klik baca