6 Larangan Bagi Penghafal Qur’an Beserta Ancamannya

//

Larangan bagi penghafal qur’an adalah hal-hal yang sebaiknya di hindari bagi penghafal al quran, terutama berkaitan dengan sikap, pergaulan maupun makanan yang mereka konsumsi,

Allah juka mengingatkan dalam Al Qur’an mengenai bab makanan yang kita konsumsi ,

فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ

Artinya: Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya

Menjadi penghafal al-Qur’an merupakan hal yang mudah dilakukan bagi setiap muslim, tetapi untuk menjaganya itu yang di perlukan ikhtiar dan tawakal yang di sertai dengan keistiqomahan yang luar biasa.

Tantangan dalam menghafal Al Quran selain menjaga dari sisi mempertahankan hafalan yang sudah di lalui, namun juga persolaan menambah hafalan quran (ziyadah)

Ancaman Bagi Penghafal Al Quran

1.      Larangan Bagi Penghafal Qur’an Terlalu Banyak Makan

Larangan bagi penghafal quran yang pertama adalah terlalu banyak makan.

Allah berfirman,

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Dalam riwayat lainnya di katakan

“Penuhnya perut (dengan makanan) bisa menyebabkan kerusakan agama dan dunia (tubuhnya)

Tentunya hal ini, bisa menyebabkan sulitnya hafalan qur’an bisa masuk ataupun masalah ketidak mampuan dalam mempertahankan hafalan qur’an yang selama bertahun tahun di hafalkan.

Dari segi kesahatan banyak makan juga berdampak bagi kesehatan bagi seorang penghafal Qur’an diantaranya ;

a.       Menjadi Kurangnya Konsentrasi

Yang pertama adalah Konsumsi makanan berlebihan bisa membuat Anda merasa kenyang dan mengantuk.

Hal Ini dapat mengurangi tingkat konsentrasi dan daya ingat bagi seorang penghafal al quran, terlebih saat melakukan ziayadah hafalan al quran.

  • Penurunan Energi

Meskipun makanan memberikan energi, makan berlebihan bisa menyebabkan penurunan energi jangka pendek karena tubuh harus memusatkan upaya pada pencernaan yang berat.

Hal Ini dapat mengurangi keinginan dan kemampuan Anda untuk beribadah dan belajar

menjadi timbulnya rasa kantuk dan malas.

c.       Terjadinya penurunan energi bagi penghafal qur’an

Yang ketiga adalah terjadinya penurunan energi.

Walaupun makanan memberikan energi, namun makan berlebihan bisa menyebabkan terjadinya penurunan energi jangka pendek karena tubuh harus fokus pada pergerakan pada bagian pencernaan.

Hal Ini dapat mengurangi keinginan dan kemampuan seorang penghafal al qur’an untuk murojaah maupun menghafal ayat ayat baru dalam al quran

6 larangan bagi penghafal al quran

2.      Penghafal al quran tapi lalai

Yang kedua tentang larangan bagi penghafal qur’an adalah lalai, ada sebuah istilah di kalangan para penghafal qur’an.

Yaitu Menghafal Itu Berat, Tapi Lebih Berat Mempertahankan Hafalan Qur’an.

Nah, untuk kalian yang merasa menghafal quran itu butuh ke istiqomahan.

Makan jawabannya sangat benar sekali, menghafal butuh kedekatan dengan Allah.

Tidak bisa mengandalkan kemampuan pikiran saja atau kepandaian tetapi juga kedekatan dengan Allah.

“Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka,

(sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu.

Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.”

Surah Ta-Ha: 131

Oleh karena itu, hendaknya kita tidak lalai dengan kedekatan kepada Allah, ingat Al Qur’an adalah kalamullah.

Maka menjadi kemuliaan bagi penghafal al quran untuk senantisa mendekatkan diri kepada Allah.

3.      Bermaksiat Kepada Allah

Sudah mashur di kalangan kita tentang kisah dari Imam Syafi’i.

Salah satu Ulam hadits juga hafidz qur’an pernah mengadukan tentang buruknya hafalannya

“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa  ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.”

            (I’anatuth Tholibin, 2: 190).

Padahal Imam Syafi’i ialah orang yang hafalannya sangat kuat sekali.

Beliau sudah menghafalkan al qur’an sejak usia 7 tahun, juga menghafalkan kitba-kitab Al Muwatho’ saat berumur 10 tahun. Sedangkan pada usia 15 tahun beliau sudah berfatwa.

Terlebih hari ini, kita yang di hidup di zaman yang kemudahan akses informasinya sangat luar biasa.

Oleh karena itu, hendaknya selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat dan senantiasa berdoa kepada Allah agar di jauhkan dari segala bentuk kemaksiatan yang dapat menjerumuskan kedalam kebinasaan.

4.      Malas Murojaah

Yang keempat adalah malasa murojaah.

Murojaah menjadi makanan wajib bagi setiap penghafal al quran, jika menghafalkan quran tanpa di sertai dengan murojaah tentu saja akan berdampak kepada kuatnya hafalan itu sendiri.

Murojaah atau mengulang ulang hafalan juga di jelaskan dalam suatu Riwayat hadits ;

Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya orang yang menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila dibiarkan tanpa diikat, maka dia akan pergi.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

keutamaan bagi penghafal al quran

5.      Larangan Bagi Penghafal Qur’an Merasa Sudah Puas

Larangan bagi penghafal qur’an yang kelima adalah merasa sudah puas dengan hafalan yang sudah di selesaikan padahal di dalam menghafalkan al quran ada beberapa hal yang harus di lalui.

Dalam menghafalkan al quran ada beberapa tahapan yang perlu di terapkan sehingga tercapai level sebagai ahli quran di antaranya :

a.       Menghafal dengan berurutan

Yaitu mulai dari juz 30, juz 29, juz 28 dan seterusnya hingga selesai hafalannya.

Ketahuilah kita tidak boleh berpuas diri dengan hafalan yang telah di capai , sehingga harus senantiasa melakukan ziayadah hafalan dan tidak terhenti sampai pada juz tersebut.

b.       Mentadaburi ayat demi ayat

Yang berikutnya adalah mentadaburi setiap ayat-ayat yang telah ia hafalkan mulai dari ayat per ayat.

Dalam proses mendataburi tentunya harus memhami kaidah Bahasa (balaghoh) pada setiap ayat-ayat al quran.

Atau minimal menyimak dari forum forum kajian tafsir al quran. Supaya kita memahami maksud dari diturunkan surat tersebut.

Karena setiap ayat al quran mengandung makna atau di sebut dengan asbabul nuzul.

c.      Mengamalkan Apa yang telah di hafalkan

Yang berikutnya adalah mengamalkan apa yang telah di hafalkan dan di pahami.

Inilah tahap yang menentukan dan paling di sukai Allah yaitu menerapkan apa yang telah di ketahuinya.

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Artinya: Sebaik-baik diantara kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.

(HR. Bukhari)

Oleh karena itu seorang di katan mencapai tingkatan ahli quran, apabila telah mampu mengamalkan tiga hal di atas

Untuk selengkapnya mengenai keutamaan mengamlkan al quran klik disini

6.      Larangan Bagi Penghafal Quran Yaitu Kesalahan Dalam Berniat

Yang keenam adalah larangan bagi penghafal quran adalah kesalahan dalam berniat.

Mengenai bab niat ini, telah banyak di bicarakan oleh kalangan penutut ilmu.

Bahkan pembahasan niat ini mendapatkan urutan yang pertama, sebelum melakukan ibadah.

Ada sebuah kisah yang sudah mashur di dengarkan mengenai kesalahan dalam berniat.

Dalam suatu Riwayat di jelaskan bahwa, orang pertama dipanggil menghadap Allah.

Ia merupakan seorang pria yangmeninggal dengan syahid. Ketika di yaumul hisab, Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu?” Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu (Allah) sehingga saya mati syahid,” Kata seorang mujahid tersebut

Allah ta’ala menyangkalnya, “Engkau telah berdusta.

Kau berjihad agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian.”

Mujahid itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke neraka.

Orang kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Al quran pada manusia.

Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat berbagai nikmat itu?” Sang ulama menjawab,

“Saya telah membaca, mempelajari dan mengajarkannya Alquran karena Engkau,” kata seorang ula tersebut.

Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Alquran agar kamu disebut sebagai seorang qari.”

Sang alim ulama pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka.

7.      Kesimpulan Larangan Bagi Ahli Quran

Seorang penghafal quran hendaknya menjaga hafalannya mulai dari sikap, pandangan hingga perkataan.

Serta makanan yang  di makan hendaklah di perhatikan, karena seorang ahli quran adalah yang mampu menjaga dari maksiat.

Serta senantiasa berdzikir dan beristigfar kepada Allah.

Leave a Comment