Lima Etika Bermedia Sosial

//

Lima etika bermedia sosial, memberikan arahan agar kita bijak dalam menggunakan media sosial

Mulai dari menggunakan waktu, melihat konten hingga berkomentar dengan bijak.

Berikut pembahasannya lima etika bermedia sosial dalam islam

a.      Tidak Merendahkan Sesuatu Di Media Sosial

Lima etika bermedia sosial yang pertama adalah tidak merendahkan sesuatu di media sosial.

Sering kali Ketika kita berselancar di dunia media sosial menjumpai gambar yang bagus atau atau sesuatu yang bisa mendorong emosi kita.

Terkadang pula kita menjumpai video yang nilai kebenarannya belum pasti,

Namu kita terburu buru mengadili hal tersebut.

Dari situlah muncul penilai dari diri kita sendiri tanpa mentabayunkan hal tersebut memiliki nilai kebenaran yang akurat.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

 (QS. Al Hujurat: 6).

a.      Berkomentar Yang Baik

Yang kedua adalah menahan diri dalam berkomentar.

Sering kali kita berkomentar hal hal yang sebenarnya tidak begitu mengehatahui kebenarannya.

Contohnya kasus perkelahian, dalam hal ini kita belum paham siapa yang benar dan salah.

Namun terburu buru mengomentari dengan bahasa yang memojokkan salah satu pihak.

Hal ini juga di jelaskan dalam hadits arbain yang ke lima belas yaitu ;

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Nah untuk pembahasan lebih lanjut tentang adab berbicara atau berkomentar klik selengkapnya

a.      Hindari Hoax

Yang Ketiga adalah tidak menyebarkan berita bohong , kebenaran yang belum pasti ataupun disebut hoax.

Hoax serinng kali di lakukan pengguna media sosial ,dengan tujuan yang bermacam macam.

Seperti ingin viral ataupu menaikkan reputasi di media sosial.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta apabila dia mengatakan semua yang didengar.” (HR. Muslim no.7)

Hendaknya kita tidak terburu buru dalam melakukan share berita yang belum tentu benar.

Karena Terburu buru datangnya dari setan.

التَّأَنِّي مِنَ اللهِ , وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Ketenangan datangnya dari Allah, sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan.”

Baja juga : adab bermedia sosial

b.      Etika Bermedia Sosial Tau Waktu

Adab Bermedia sosial yang ke empat adalam bijak dalam penggunaan waktu.

Memahami penggunaan waktu sangatlah penting, karena sering kali kita lalai dalam bermedia sosial.

Sehingga tidak memperhatikan waktu yang seharusnya bisa di gunkan untuk hal lainnya

“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”

Sering kali kita sering lalai dalam menggunakan media sosial, hingga waktu telah larut malam.

Sebaiknya kita tetap menjaga porsi tidur, dengan tidak berlebihan menggunakan media sosial.

Atur waktu penggunaan media sosial di kala perlu, Ketika sdh selesai sebaiknya tidak keterusan bermain media sosial.

c.      Hindari Mengumbar Informasi Pribadi

Yang kelima  ialah menghindari meng share informasi pribadi.

Media sosial di anggap sebagai tempat curhat ,mengadu hingga menyelesaikan permasalahan.

Padahal kita ketahui media sosial tempat semua orang berkumpul, kita tidak tau apakah ada oknum jahat yang akan melakukan Tindakan criminal.

Oleh karena itu, hendaknya tidak berlebihan dalam memberikan informasi pribadi.

Mulai dari foto diri, aktivitas harian, anak anak dan lainnya.

Karena jika hal tersebut di lakukan secara terus menurus, hal itu sama saja membuka aib kita di mata publik.

Padahal Islam melarang kita sebagai seorang muslim untuk mengumbar permasalahan atau aib.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia,

Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat.

Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.

Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.”

(HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2699]

Kesimpulan Lima Etika Bermedia Sosial

Menggunakan media sosial tidak di larang, malahan akan mendatangkan banyak manfaat

Jika di gunakan secara bijak, serta pandai mengelola media sosial

Bukan hanya sekedar informasi yang di dapat tetapi juga akan mendatangkan nilai ekonomi jika kita cerdas dalam menggunakan media sosial.

Namun, media sosial juga bisa membuat kita terjerumus ke dalam kelalaian jika tida bijak dalam menggunakan media sosial.

Untuk itu, sebagai seorang muslim hendaknya bisa mengelola media sosial secara bijaksana.

follow : rumahtahfidzmuntilan

Leave a Comment