Adab Berbicara Dan Berkomentar

//

Adab berbicara dan berkomentar di era media sosial sangat perlu di perhatikan.

Setidaknya, kita perlu memilah  milah, hal yang penting dan hal hal yang tidak penting.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata,

‘Wahai Rasulullah! Beritahukanlah kepadaku amal perbuatan yang dapat memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.

’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 ‘Sungguh, engkau bertanya tentang perkara yang besar, tetapi sesungguhnya hal itu adalah mudah bagi orang yang Allah mudahkan atasnya:

Engkau beribadah kepada Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji ke Baitullah.

’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Maukah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah itu memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di pertengahan malam.’

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,

‘Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya’, sampai pada firman Allah ‘yang mereka kerjakan.

’ (QS. As-Sajdah: 16-17).

 Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 ‘Maukah engkau aku jelaskan tentang pokok segala perkara, tiang-tiangnya, dan puncaknya?

’ Aku katakan, ‘Mau, wahai Rasulullah!’

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Pokok segala perkara adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Maukah kujelaskan kepadamu tentang hal yang menjaga itu semua?’

Aku menjawab, ‘Mau, wahai Rasulullah!’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab

lalu memegang lidah beliau dan bersabda,

 ‘Jagalah ini (lisan)!’ Kutanyakan, ‘Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa dengan sebab perkataan kita?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

‘Semoga ibumu kehilanganmu! (kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan selanjutnya).

 Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.’”

 (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih).

baca juga : Memperbaharui Niat

Hindari Mencela Atau Memaki

Adab berbicara dan berkomentar yang pertama adalah menghindari dari sifat mencela atau memaki.

Mencela bisa dengan menggunakan hal hal yang sepele, seperti gambarnya jelek, atau warna bajunya tidak menarik.

Dengan kata kata seperti itu, bisa menimbulkan sakit hati kepada pemiliknya.

Oleh karena itu hindari untuk mencela meskipun hal tersebut di anggap sepele.

Baik di dunia nyata maupun di dunia maya keduanya memiliki nilai yang sama.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.”

(QS. Al An’aam [6]: 108)

Oleh karena itu hendaknya kita senantiasanya berkasih sanyang dan berlemah lembut terhadap suadara suadra kita. Untuk selengkapnya klik keutamaan berlemah lembut

Baca juga : lima etika bermedia sosial

Berbicra yang tidak perlu dengan lawa jenis (non mahrom)

Adab berbicara dan berkomentar berikutnya adalah menghindari bebicara yang tidak perlu dengan lawan jenis.

Baik dalam dunia nyata maupun dunia maya , hendaknya kita menghindari untuk berbicara yang tidak begitu penting dengan lawan jenis.

Begitu juga dalam dunia media sosial, hindari berkomtar atau salaing membalas hal hal yang tidak perlu dengan lawan jenis.

Karean dari situlah syatan bisa masuk dan membuat dosa dosa kecil yang membuat dua insan menjadi lalai.

Untuk lebih lengkapnya baca adab laki dan perempuan

Kesimpulan Adab Berbicara Dan Berkomentar

 Adab Berbicara dan berkomentar dalam islam pada intinya tidak memberikan larangan.

Namu lebih kepada batasan – batasan sebagai seorang mukmin supaya tidak lalai.

Berbicara dan berkomentar adalah hak setiap orang, tetapi alangkah lebih baiknya jika kita memperhatikan mana yang perlu di komentari dan mana yang tidak perlu di komentari.

Follow : rumahtahfidzmuntilan

Leave a Comment