Memperbaharui Niat dalam setiap melakukan tindakan sangat di anjurkan dalam islam.
Meskipun pekerjaan yang kita lakukan masih sama atau continue, justru dalam fase ini kita harus senantiasa memperbaharui niat
Dalam islam memperbeharui niat adalah Tajdidun Niat (memperbaharaui niat)
Bukan naya semata meluruskan niat di awal, tetapi juga senantiasa tajdidu niat setiap akan memulai pekerjaan.
Nah, berikut ini akan kita bahas secara lengkap tentang memperbaharui niat.
A. Pentingnya Memperbaharui Niat
Pentingnya memperbaharui niat adalah untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah atau taqarub kepada Allah
Dalam surat Al Bayyinah di jelaskan tentang perintah untuk meng esakan Allah (Tauhid).
Sehingga urgensi memperbaharui niat adalah untuk mengarahkan hati agar senantiasa tunduk dan taat kepada Allah termasuk ketika belajar atau bekerja
Allah Ta’ala berfirman,
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(QS. Al Bayyinah: 5)
Makan urusan niat bukan hanya bentuk yang lahir dari batin saja.
Akan tetapi mulai dari Hati, Ucapan Dan Perbuatan .
Selengkapnya baca Niat Dalam Ibadah
B. Tajdidun niat Dalam Segala Hal (mempernaharui niat)
Memperbaharui Niat atau Tajdidnun Niat adala bentuk pengamalan harian yang senantiasa harus di update.
Ibarat baterai HP yang bisa habis atau berkurang, begitulah apa yang disebut dengan hati.
Hati senantiasa berbolak balik, hari ini kita berkata Iya , belum tentu minggu depan hati tersebut meng “Iyai” nya.
Niat adalah sesuatu yang tidak terlihat, karena sesuatu yang tertanam di dalam hati
Namun pengamalannya bisa terlihat dari perbuatan yang di lakukan, seperti beramal, tolong menolong.
Pertanyaannya adalah bagiamana jika tolong menolong dengan orang yang sama tersebut terjadi setiap hari alias continue atau berkelanjutan?
Rasulullah mengamalkan doa yang sudah senantiasa kita hafalkan yaitu,
Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ala diinik artinya
“Wahai Yang Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah hatiku senantiasa di atas agama-Mu.”
Dari sini kita memahami kadang niat dalam hati mulai bergeser.
Saat Allah menguji kebaikan seseorang maka, sytan akan masuk untuk mengubah niat terbut.
Maka dari ada nasehat imam besar, Sufyan At-Tsauri rahimahullah pernah mengatakan,
“Tidak pernah aku memperbaiki sesuatu yang lebih berat bagiku dari pada niatku, karena niat selalu berubah-ubah”
(Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam: 29)
Baca Juga : Toleransi Dalam Islam
C. Ikhlas Karena Allah
Yang Ketiga tujuan dari memperbaharui niat adalah menghadirkan keikhlasan karena Allah, buka karena pujian dari manusia.
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
(HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Oleh karena itu Niat adalah sesuatu yang senantiasa di jaga dan di perbaharui,
Tujuannya adalah semata mata karena Allah saja, bukan karena manusia.
Banyak kisah zaman rasullah yang tertolak setiap amalan di dunia hanya karena ingin di puji atau di terima oleh komunitas tersebut.
Selengkapnya baca Keutamaan Ikhlas
D. Fedah Memperbaharui Niat
Keutamaan Memperbaharui niat memberikan pengaruh di dalam hidup sesesorang.
Ada beberapa hal yang dapat kita ambil faedah dalam keterangan di atas
Pertama,memperbaharui niat senantiasa mendekatkan diri kepada Allah
Karena ia sadar apa yang telah Allah cipatakan di bumi semata mata karena Allah saja
Kedua, memperbaiki kualitas ibadah agar selalu di tujukan kepada Allah bukan karena manusia atau ingin sesuatu yang bersifat duniawi.
Kunjungi Akun Facebook rumahtahfidzmuntilan