3 Tahapan Fase Mendidik Anak Dalam Islam

//

Fase mendidik anak dalam islam, merupakan tahapan penting di dalam agama islam, jika tahapan ini di lalui dengan seksama dan teliti.

Insyaallah generasi yang unggul islam akan tumbuh dari dalam keluarga, sayangnya fenomena hari ini banyak di tumakan orang tua hanya menitipkan Pendidikan di sekolah.

Sekolah sebagai tempat penyeleseaian dalam Pendidikan si anak, tanpa di sertai Kerjasama di rumah antara Guru dan Orang Tua.

Akibatnya anak menjadi tumbuh tanpa perhatian dan tarbiyah yang maksimal.

Ingat ! kewajiban orang tua adalah Mendidik.

Menjaganya sejak dari dalam kandungan, hingga mendidiknya sampai ia bisa mandiri.

3 tahap mendidik anak dalam islam

Fase Mendidik Anak Usia 0-7 Tahun

Fase mendidik anak usia 0-7 tahun yang pertama,

Pada saat di usia ini, anak diperlakukan bak raja seorang raja.

Raja yang dimaksud tentu saja berbeda dengan bos kecil yang menjadi momok menakutkan nan berbahaya di kemudian hari.

Memang, pada kenyataannya seorang raja memiliki kedudukan yang sama seperti seorang bos, dalam arti pasti memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

Alhasil, setiap yang bergelar raja dan bos selalu di- turuti apa saja yang diminta, disiapkan segala keper- luan sehingga tidaklah harus bagi seorang raja dan bos untuk bersusah-susah mengerjakan suatu hal.

Nah, konsep mendidik anak bak seorang raja yang dimaksud Ali bin Abi Thalib adalah mendidik anak untuk memiliki sikap bijaksana seperti seorang raja.

Orang tua memang melayani, namun harus meng- arahkan menjadi raja yang bijak.

 Itulah yang dimak- sud. Jadi, memilah dan memilih mana yang memang harus dituruti orang tua dan mana yang sebaiknya ditegaskan orang tua untuk berkata

 “Tidak Seorang raja pun sejatinya membutuhkan seorang penasihat dalam menjalankan setiap langkahnya.

Nah, orang tualah penasihat itu, yang mampu kuat untuk menapaki perjalanan berikutnya. mengarahkan anak dalam melangkah. Fondasi terkuat untuk menapaki perjalanan berikutnya.

Fase Usia 7-14 tahun

Yang Kedua Fase mendidik anak usia 7-14 tahun

Pada usia ini anak diperlakukan sebagai seorang prajurit. Anak diberi latihan tentang kehidupan. Mereka sudah mulai disuruh untuk ini dan itu sebagai latihan kehidupan mereka.

Anak tidak hanya disuguhkan dengan sikap orang tua yang terlalu memanjakan, akan tetapi justru berbagai aktivitas yang memandirikan.

Nah, pada saat inilah, ia diajarkan untuk apa-apa yang bisa dikerjakan sendiri, ya harus dikerjakan sendiri.

Seperti benang yang diulur, pada usia inilah orang tua mencoba untuk mengulur pelan- pelan kendali orang tua kepada anak, tentu dengan kehati-hatian dan tetap memperhatikan tali yang kita pegang.

3 tahapan mendidik anak dalam islam

Fase Mendidik usia 14-21 tahun

Yang Ketiga Fase mendidik anak usia 14 sampai 21 tahun

Anak diperlakukan sebagai mitra. Di sini mereka mulai menanggung sebagian tanggung jawab ke- luarga. Mereka menjadi anak yang mandiri dan dewasa tepat waktu.

Betapapun sayangnya kita pada anak, sebaiknya janganlah pernah memberlakukan pola asuh yang membuat kita menyesal di kemudian hari.

Rasa sayang tidak harus ditunjukkan dengan menuruti segala kemauan. Justru, jika kita benar-benar.

sayang, maka kita harus mengajarinya tentang ke- hidupan. Tidak semua harus dituruti, tidak semua harus dilayani.

Ketika anak terbiasa dituruti dan dilayani, maka ia akan sulit berkembang karena kurangnya ke- mandirian. Jadilah seperti anak laki-laki pada kisah di atas.

Karena, orang tua memilih pola asuh yang cenderung menganggap anak adalah bos yang harus dituruti, si anak jadi tidak memiliki keberanian dan kurang semangat juang.

Ketika si anak seperti itu bersosialisasi di lingkungan luar, tentu pasti akan merasa kesulitan.

Nah, hal tersebut jika berlangsung lama pastilah memengaruhi perkembangannya.

 Bisa jadi, ia sulit mencari teman atau justru tidak banyak orang yang menyukainya karena karakter egois yang Benar, anak yang dididik menjadi bos kecil biasa- nya akan tumbuh menjadi

“Anak semau gue”. Ini bahaya, sebab dalam hubungan sosial, anak seperti ini kerap kali tidak disukai. Apa jadinya jika ia sudah dewasa?

Padahal, hanya karena satu penyebab, pola asuh orang tua yang berlebihan.

Boleh saja memperlakukan anak seperti seorang raja atau bos kecil, akan tetapi yang perlu diingat adalah porsi yang diberikan. Kita tidak serta merta melayani segala hal.

Di waktu yang sama kita bisa memberitahu mana batasan yang boleh dilalui dan tidak boleh dilalui, mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang sebaiknya dikerjakan dan tidak boleh dikerjakan.

Kesimpulan

Mendidik dengan tanpa bentakan sangat di utamakan dalam islam, karena agama ini membedakan antara tegas, keras dan marah.

Jika orang tua, bersungguh sungguh dalam mendidik, tanpa kekerasan ataupun kalimat umpatan, kelak mereka juga akan mendidik anak anak mereka dengan kaidah yang sama pula.

Pendidikan dengan menyisakan luka batin, tentunya akan berdampak pada perkembangannya saat dewasa.

Kuncinya, orang tua belajar untuk memaafkan kesalahan di masa lalu, menutup rapat dan membuka lembaran baru, belajar dari awal lagi untuk mendidik anak anak.

Baca juga : mendidik anak cinta quran dengan keteladanan

Referensi :Buku 27 kesalahan mendidik anak yang tidak di sadari.

Leave a Comment