Adab Menuntut Ilmu Menurut Imam Al Ghazali

//

Adab Menuntut Ilmu Menurut Imam Al Ghazali akan kita bahas secara ringkas .

Dalam Pembahasan Adab beliaun imam Ghazali Sebagai cendikiawan muslim yang perjalanan intelektualnya berujung pada pengkajian tasawuf setelah sekian lama ia berjuang untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki.

Hasil dari perjuangannya tersebut, akhirnya ia merancang sebuah konsep ilmu berdasarkan pemahaman tasawufnya yang dibangun atas dasar wahyu.

Imam Al Ghazali selama menempuh pendidikan ia selalu memperhatikan nilai-nilai akhlak sehingga pada ujung perjalanan intelektualnya ia telah mendapatkan berbagai pelajarannya pada masa uzlahnya.

Dari perilaku uzlahnya banyak sekali nilai etika yang ditanamkan dalam menempuh pembelajaran dan perenungan hingga akhirnya ia mencapai pada titik terang kebenaran.

Di bawah ini akan akan kami rangkum sekilas tentang Adab menuntu ilmu

santri-rumah-tahfidz-al-fatih-zhafran

1.      Adab Menuntut Ilmu Menurut Imam Al Ghazali: Suci jasmani dan rohani

Pertama ialah menjaga keadaan diri melalui wudlu serta membersihkan hati dari sifat-sifat yang tercela,

Hendaknya dalam menuntut ilmu dalam keadaan suci.

Baik suci jasmani maupun rohani membuat para penunt ilmu dalam keadaan bersih atau suci dari hadats kecil maupun besar.

2.      Adab Menuntut Ilmu Menurut Imam Al Ghazali : Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam :Rendah hati dan tidak sombong

Adab Menuntut Ilmu Menurut Imam yang kedua adalah Senantiasa rendah hati kepada guru dan tidak merasa lebih tau dari guru itu sendiri,

 sekalipun kita telah mengetahui ilmu itu.

Namun tidak menunjukkan rasa telah mengetahui tersebut di depan gurunya sendiri.

3.      Bersungguh-sungguh dalam belajar

Adab Menuntut Ilmu Menurut Imam yang ketiga ialah Bersungguh sungguh dalam menuntu ilmu harus siap untuk mengorbakan harta, waktu maupun tenaga demi untuk belajar.

Imam al Gazali mengatakan “Ilmu tidak akan memberikan sebagian darinya sampai Kamu memberikan keseluruhan dari dirimu kepadanya”.

Oleh karena itu dalam menuntu  ilmu harus besunggung sungguh sengan senantiasa bertawakal kepada Allah.

Dari Abu Hurairah ‘Abdurrahman bin Shakr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

“Apa saja yang aku larang, maka jauhilah.

Dan apa saja yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian.

Sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi perintah nabi-nabi mereka.”

 (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 7288 dan Muslim, no. 1337]

4.      Mengindari perselisihan

Yang berikutnya dalam menuntut ilmu, harus senantiasa teliti dan menjahui hal hal yang berbau perdebatan maupun syubhat.

Sehingga perlu merujuk para imam mahzab agar tidak terjadi perpecahan atau kebingunan dalam menuntut ilmu

5.      Tuntas dalam memahami ilmu

Yang kelima adalah tuntas dalam menuntut ilmu,

Apa yang telah kita pejarai tidak boleh setengah setengah. Harus totalitas dalam mempelajari ilmu tersebut.

Agar tidak terjadi kerusakan oleh penutut ilmu itu sendiri.

Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.

” Beliau bersabda,

“Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 38]

sumber :

mui.or.id

Leave a Comment