Cara menuntut ilmu menurut Islam memiliki ketentuan tersendiri.
Utamanya dalam hal ini adalah adab Ilmu adalah kunci segala kebaikan dan pengetahuan.
Ilmu ialah jalan untuk memahami apa yang Allah perintahkan pada kita.
Tentunya tidak sempurna keimanan seseorang tanpa adanya ilmu
Dengan ilmu Allah kita sembah, dengan ilmu kita mengetahui larangannya dan mengetahui cara menuntut ilmu menurut islam kitab isa menjahui haq dan yang batil.
Hal menjadi perhatian para ulama utamanya bagi para penuntut ilmu yang akan memuntut ilmu,
sebab di berkahinya ilmu yang di dapatkan tidak lepas dari proses menimba ilmu itu sendiri.
Keutamaan muntut ilmu sendiri juga di riwaytkan dalam sebuah hadits yaitu
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan,
maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).
Inilah kedudukan ilmu di hadapan Allah Yang Maha Kuasa Atas Segala Hal.
Betapa mulianya orang orang yang berilmu sampai Allah akan memberikan kebaikan yang berlimpa kepada siapa saja yang mau menunt ilmu.
Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam dan Dalilnya
Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam memiliki keutaamn tersndiri, banyak dalil dari rasulullah yang mewajibkan menuntut ilmu.
Begut besar keutamaan dalam menuntut ilmu dan sangat di muliakan oleh Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Oleh Sebab itu, hendaknya kita harus mengetahui beberapa ketentuan sebagai penuntut ilmu.
Tujuannya agar ilmu yang kita timba di berkahi oleh Allah di antaranya ;
Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu
Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam Yang Pertama harus mengikhlaskan Niat.
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.
Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya.
Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Senantiasa menjaga syiar-syiar Islam
Hadits Kedua Puluh Sembilan
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah! Beritahukanlah kepadaku amal perbuatan yang dapat memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Sungguh, engkau bertanya tentang perkara yang besar, tetapi sesungguhnya hal itu adalah mudah bagi orang yang Allah mudahkan atasnya:
Engkau beribadah kepada Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji ke Baitullah.’
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Maukah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah itu memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di pertengahan malam.’
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
‘Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya’, sampai pada firman Allah ‘yang mereka kerjakan.’ (QS. As-Sajdah: 16-17). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘
Maukah engkau aku jelaskan tentang pokok segala perkara, tiang-tiangnya, dan puncaknya?’ Aku katakan, ‘Mau, wahai Rasulullah!’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Pokok segala perkara adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Maukah kujelaskan kepadamu tentang hal yang menjaga itu semua?’
Aku menjawab, ‘Mau, wahai Rasulullah!’
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab lalu memegang lidah beliau dan bersabda, ‘Jagalah ini (lisan)!’
Kutanyakan,
‘Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa dengan sebab perkataan kita?’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Semoga ibumu kehilanganmu!
(kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan selanjutnya).
Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.’
(HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Tirmidzi, no. 2616 dan Ibnu Majah, no. 3973. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadits ini hasan].
Berakhlak dengan akhlak yang mulia
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlaq yang mulia.
Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.
” (HR. Tirmidzi no. 2134. Syaikh Al-Abani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih Al Jaami’ no. 5726.)
Senantiasa menunjukkan pengaruh rasa takut kepada Allah
Pentingnya menunjukkan rasa takut kepada Allah karena kita akan senantiasa membutuhkan kehadiran Allah melalui ilmu yang kita timba
“Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka)”
(QS. Al A’laa: 9-12).” (Majmu’ Al Fatawa, 7: 24)
Senantiasa merutinkan adab-adab Islam dalam perkataan dan perbuatan
Mendahulukan mempelajari ilmu sebelum adab sangat di utamakan dalam islam, para ulama pun mengutamakan adab sebelum ilmu.
Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Untuk selengkapnya klik adab menuntut ilmu dalam islam
Zuhud Terhadap Dunia
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu (belajar agama) yang seharusnya diharap adalah wajah Allah, tetapi ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia, maka dia tidak akan mendapatkan wangi surga di hari kiamat.” (HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2: 338. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam Menjauhkan Diri Dari Perkara-Perkara Bid’ah
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu (belajar agama) yang seharusnya diharap adalah wajah Allah, tetapi ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia, maka dia tidak akan mendapatkan wangi surga di hari kiamat.” (HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2: 338. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Para Penuntut ilmu hendaknya memperhatikan ilmu yang ia pelajari jangan sampai menimba ilmu yang tidak jelas dasar dan panduannya.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi [18] : 103-104)
Selain itu dalam riwayat hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Mempersedikit makan makanan yang bisa menyebabkan lemah
Bersungguh-sungguh untuk menyibukkan diri dengan ilmu
Hendaknya seorang penuntut ilmu senantiasa menyibukkan dengan ilmu dan mensegerakan kebaikan.
Allah Ta’ala berfirman tentang mereka,
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” (QS. Al-Anbiyaa’: 90)
Adab Menuntut Ilmu Menurut Imam Al-Ghazali
1. Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam : Suci jasmani dan rohani
Yang Pertama menurut imam al Ghazali adalah menjaga keadaan diri melalui wudlu serta membersihkan hati dari sifat-sifat yang tercela
2. Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam :Rendah hati dan tidak sombong
Senantiasa rendah hati kepada guru dan tidak merasa lebih tau dari guru itu sendiri, sekalipun kita telah mengetahui ilmu itu.
Namun tidak menunjukkan rasa telah mengetahui tersebut di depan gurunya sendiri.
3. Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam :Bersungguh-sungguh dalam belajar
Besrsung sungguh dalam menuntu ilmu harus siap untuk mengorbakan harta, waktu maupun tenaga demi untuk belajar.
Imam al Gazali mengatakan “Ilmu tidak akan memberikan sebagian darinya sampai Kamu memberikan keseluruhan dari dirimu kepadanya”.
Oleh karena itu dalam menuntu ilmu harus besunggung sungguh sengan senantiasa bertawakal kepada Allah.
4. Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam : Mengindari perselisihan
Dalam menuntut ilmu, harus senantiasa teliti dan menjahui hal hal yang berbau perdebatan maupun syubhat.
Sehingga perlu merujuk para imam mahzab agar tidak terjadi perpecahan atau kebingunan dalam menuntut ilmu
5. Cara Menuntut Ilmu Menurut Islam : Tuntas dalam memahami ilmu
Dan yang kelima adalah tuntas dalam menuntut ilmu,
Apa yang telah kita pejarai tidak boleh setengah setengah. Harus totalitas dalam mempelajari ilmu tersebut.
Agar tidak terjadi kerusakan oleh penutut ilmu itu sendiri,selengkapnya baca adab menuntut ilmu menurut Imam Al Ghazali
Sumber :