Adab Menuntut Ilmu

//

Adab menuntut ilmu dalam islam sering kali kurang di perhatikan oleh para penuntut ilmu.

Para Penunt Ilmu lebih cenderung fokus pada menggeluti ilmu diin sampai lupa dengan mempelajari ilmu adab.

Tengeok saja suadar saudara kita, sudah banyak mempelajari ilmu tauhid, fikih dan hadits,

namun adab terhadap orang tua, kerabat, tetangga dan saudara muslim lainnya bahkan terhadap guru sendiri.

Adab dulu baru ilmu, itulah yang seharusnya dilakukan oleh para penuntut ilmu.

Berikut ini akan kita bahas adab menuntut ilmu di dalam islam, semoga bisa di terapkan dalam kehidupan sehari hari.

Utamanya bagi para penuntut ilmu agar tidak abai dengan mempelajari ilmu adab.

Niat Menuntut Ilmu

Niat Dalam mempelajari Ilmu.

Hendaknya para penuntut ilmu memperhatikan adab menuntut ilmu yang pertama yaitu tentang Niat.

Niat dalam menuntut Ilmu sangat di perhatiakan karena dasar pertama dalam melakukan suatu hal adalah Niat.

Niat menjadi pondasi pokok dalam pembahasan adab menuntut ilmu.

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.

Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya.

Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.

Niat dalam Islam menempati posis sentral dalam kehidupan sehari-hari.

Ia merupakan penentu diterimanya amalan, oleh karena itu sangat penting sekali memperbaharui niat khusus hanya untuk Allah semata.

Oleh karena ini hendaknya kita mengiklaskan niat lurus karena Allah, bukan untuk yang lainnya.

Dengan begitu kita sebagai penutut ilmu akan senantiasa rendah diri mana kala telah memliki ilmu diin karena merasa Allah yang maha mengetahui atas segala ilmu itu sendiri.

eutamaan-Ilmu-Adab-Dalam-Islam

Mengambil Ilmu Dari Guru

Adab menuntut Imu yang berikutnya adalah mengambil Ilmu dalam islam sangat di perhatikan dalam menuntut ilmu.  

Terlebih jika kita benar dalam memilih guru tentunya akan membawa kepada keberkahan dan ridho Allah.

 Namun jik salah dalam mengambil ilmu akan berdampak pada kemurkaan Allah.

Allah juga bercerita, penyesalan sebagian penduduk neraka karena mereka mengikuti tokoh yang sesat,

(ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”.

Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.

Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (QS. al-Furqan: 27 – 29) .

Oleh karena itu penting bagi para penuntut ilmu untuk memperhatikan memilih guru yang baik.

anak-anak-rumah-tahfidz-muntilan

Adab Menutut ilmu Tidak Mencela Guru

Adab menuntut ilmu yang berikutnya ialah tidak di perboehkan mencela guru ataupun merendahkan guru.

Manakala ada perbedaan dalam menanggapi suatu permasalahan.

Hendaknya tidak di perbolehkan membanding bandingkan guru yang satu dengan guru yang lainnya.

Harus senantiasa menghirmati dan memuliakan mereka.

Hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

“Tidak termasuk golongan kami siapa yang tidak menyayangi yang kecil di antara kita dan tidak menghormati yang lebih tua di antara kita.”

(HR. Tirmidzi no. 1919. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Menghormati guru berarti mengormati orang orang yang berilmu.

Tentu saja ilmu tidak akan mendapatkan keberkahan dari Allah jika sebagai penutut ilmu justru menjelek jelekkan gurunya

Dalam hadits Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ

Sesungguhnya termasuk pengagungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,

yaitu memuliakan orang tua yang muslim, orang yang hafal Al Qur’an tanpa berlebih-lebihan atau berlonggar-longgar di dalamnya dan memuliakan penguasa yang adil

Istiqomah

Adab Menuntut Ilmu yang terakhir adalah Istiqomah.

Hendaknya para penuntut ilmu tida berpindah pindah Ketika menuntut ilmu.

Cebderung hanya ingin mengatahui kulitnya saja atau sekedar mengetahui kelemahan dari ilmu yang di sampaikan.

Hal ini tentu di larang dalam islam.

Misalkan saat penunut ilmu mempelajari ilmu tauhid,

maka hendaknya ia mempelajarinya sampai selesai sebelum berpindah ke guru yang lainnya.

Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 38]


Leave a Comment